DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perekonomian
indonesia saat ini
2.2 Para pelaku
ekonomi
2.3 Perkembangan
ekonomi di indonesia
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Latar belakang pembuatan portopolio ini adalah adanya
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Pendidikan kewarga negaraan.
portopolio ini di buat sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah
tersebut. Tema Perekonomi Indonesia di pilih karena menurut penulis masih
banyak masalah yang perlu di soroti dalam hal ini. Masalah kemiskinan,
dampaknya serta upaya pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan yang dari tahun
ke tahun tak kunjung memberikan hasil yang menggembirakan membuat semakin
menariknya masalah ini untuk di bahas. selain itu mekalah ini di buat sebagai
pembelajaran bagi para pembaca terutama bagi penulis. Maka dengan alasan-alasan
tersebutlah makalah ini di buat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Makalah ini akan membahas tentang masalah-masalah :
1.
Perekonomian Indonesia
saat ini
2. Para pelaku ekonomi
3.
Perkembangan ekonomi di indonesia
1.3 TUJUAN
a.
Mendeskripsikan perekonomian
Indonesia saat ini
b.
Mempelajari
macam-macam pelaku ekonomi
2.1
Perekonomian indonesia saat ini.
Ekonomi
Indonesia di kuartal kedua 2016 terus membaik.
Badan Pusat Statistik mencatat kuartal kedua tahun ini tumbuh 5,18% dibanding
tahun lalu.
Hasil ini di atas prediksi 5% serta pertumbuhan kuartal pertama tahun ini
sebesar 4,92%.
Menurut BPS, kenaikan ini disebabkan adanya lonjakan aktivitas konsumsi
saat bulan suci Ramadan yang terjadi pada bulan Juni.
Belanja negara lewat pembangunan infrastruktur juga mendorong kenaikan
pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, mengutip Reuters, harga komoditi global yang membaik juga
membantu perbaikan ekonomi Indonesia tahun ini.
Melemahnya
harga komoditi global selama beberapa tahun ke belakang telah mempengaruhi
perekonomian Indonesia, khususnya pendapatan ekspor, investasi, pendapatan
negara dan daya beli masyarakat.
Pada 2015 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat untuk kelima kalinya,
hanya mencapai 4,8%, pertumbuhan terendah pasca krisis keuangan global.Menurut kantor berita AFP, Gareth Leather dari Capital Economics berkata ekonomi Indonesia yang terus membaik beberapa bulan terakhir dapat menjadi harapan titik balik pulihnya ekonomi Indonesia.
Capital Economics memprediksi ekonomi Indonesia akan terus tumbuh sekitar 5% tahun ini dan tahun depan.
2.2
Pelaku utama dalam perekonomian indonesia
.
Rumah Tangga Konsumsi
/RTK
Rumah tangga konsumsi
merupakan unit ekonomi yang paling kecil. Rumah tangga konsumsi adalah pemilik atau
penyedia jasa dari berbagai faktor produksi. Faktor produksi yang dimiliki oleh
rumah tangga akan digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang atau
jasa. Rumah tangga konsumsi juga akan menggunakan barang dan jasa yang
dihasilkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya. Peran Rumah Tangga Konsumsi
adalah :
·
Konsumen
·
Pemasok atau pemilik
faktor produksi
Faktor produksi ada 4
macam yaitu :
·
Alam
·
Tenaga kerja
·
Modal
·
Skill/keahlian
Dari keempat faktor
produksi tersebut yang termasuk faktor produksi asli yaitu alam dan tenaga
kerja sedangkan faktor produksi turunan terdiri dari modal dan skill Balas jasa
dari faktor produksi yaitu :
·
Alam : sewa tanah
·
Tenaga kerja :
upah/gaji
·
Modal : bunga modal
·
Skill/keahlian : laba
2.
Rumah Tangga
Produksi/RTP/Perusahaan
Perusahaan adalah
suatu organisasi yang didirikan oleh satu atau beberapa orang yang bertujuan
untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Perusahaan
merupakan tempat berlangsungnya produksi. Peran Perusahaan sebagai pelaku
ekonomi yaitu :
·
Produsen :
menghasilkan barang dan jasa
·
Pengguna faktor
produksi : menggunakan faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
·
Agen pembangunan :
membantu pemerintah dengan menjalankan kegiatan pembangunan
3.
Pemerintahan
Pemerintahan
mencangkup semua lembaga atau badan pemerintahan yang memiliki wewenang dan
tugas mengatur ekonomi. Dan pemerintah terjun langsung dalam kegiatan ekonomi
melalui perusahaan negara (BUMN/BUMD). Peran Pemerintah sebagai pelaku ekonomi
yaitu :
·
Pengatur : mengatur
perekonomian negara sehingga tercipta stabilitas ekonomi agar tidak merugikan
masyarakat
ü pengaturan ekonomi secara langsung. contoh : perizinan, pengendalian
lingkungan, pembayaran pajak, peraturan biaya tarif, penghapusan
peraturan-peraturan yang dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi
ü pengaturan ekonomi secara tidak langsung. contoh : pemberian insentif bagi
produsen untuk memproduksi barang tertentu, himbauan pemerintah agar
konglomerat menyerahkan 2,5% keuntungannya untuk mengentaskan kemiskinan
·
Konsumen : membutuhkan
barang dan jasa dalam menjalankan tugasnya
·
Produsen :
menghasilkan barang dan jasa melalui perusahaan milik negara (BUMN
dan BUMD)
·
Regulasi : pengaturan
kegiatan ekonomi secara langsung, sehingga pemerintah dapat menata kehidupan
perekonomian sedemikian rupa sehingga tidak ada satu pihak pun yang dirugikan
·
Deregulasi : upaya
penghapusan regulasi yang dinilai menghambat perekonomian
4.
Masyarakat Luar Negeri
Peranan masyarakat
luar negeri sebagai pelaku ekonomi adalah :
·
Perdagangan
·
Pertukaran tenaga
kerja
·
Penanaman modal
·
Pemberian pinjaman
·
Pemberian bantuan
2.3
perkembangan ekonomi diindonesia
Kondisi
perekonomian global saat ini masih berada pada fase yang penuh ketidakpastian,
antara lain ditunjukan oleh koreksi proyeksi pertumbuhan perekomian dunia oleh
lembaga-lembaga internasional. Belum kondusifnya perkembangan perekonomian di
dunia antara lain diakibatkan oleh melemahnya pertumbuhan ekonomi negara-negara
maju dan berkembang, penurunan harga komoditas, serta perbedaan arah kebijakan
moneter dan fiskal di berbagai kawasan.
Nilai tukar
Rupiah terhadap Dollar AS berada pada level Rp13.047 pada penutupan perdagangan
hari Senin tanggal 9 Maret 2015. Sehingga selama tahun 2015 Rupiah mengalami
depresiasi terhadap mata uang dollar AS sebesar 4,81% (ytd). Depresiasi nilai
tukar Rupiah tersebut seiring dengan tren depresiasi mata uang yang dialami oleh
negara-negara lain, yang lebih disebabkan oleh faktor eksternal antara lain
penguatan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang negara-negara lain sejalan
dengan perbaikan perekonomian AS serta kebijakan normalisasi moneter yang
diambil oleh the US Fed.
Ditinjau
dari indikator Real Effective Exchange Rate (REER), yang mengukur
kondisi perekonomian suatu negara dengan memperhatikan pergerakan nilai
tukar, pergerakan REER Indonesia masih sejalan dengan arah pergerakan negara emerging
markets lainnya. Posisi REER Indonesia juga masih berada level yang
cukup kompetitif, khususnya dibandingkan dengan negara ASEAN-5.
Secara
historis, berdasarkan data perekonomian Indonesia beberapa tahun terakhir
pada saat terjadi depresiasi rupiah seperti: krisis global 2008/2009 serta isu tapering
off mulai bergulir, arus FDI masih tetap masuk ke Indonesia. Salah
satu penyebabnya adalah karena aktivitas investasi di Indonesia, baik asing
maupun domestik, banyak yang dikategorikan investasi mendukung konsumsi
domestik.
Perlu
digarisbawahi bahwa tren depresiasi nilai tukar Rupiah Indonesia kali ini
berbeda dengan kondisi pada saat krisis keuangan tahun 1997-1998 dan krisis
2008-2009. Kondisi perekonomian Indonesia saat ini jauh lebih baik, dan
beberapa indikator lain seperti indeks harga saham gabungan (IHSG) dan posisi
cadangan devisa menunjukan tren peningkatan, berbeda dibandingkan dengan
kondisi pada saat dua krisis terdahulu terjadi. Di samping itu untuk memitigasi
risiko eksternal yang berasal dari dinamika sektor keuangan global seperti
rencana kenaikan suku bunga The Fed, Pemerintah telah menyiapkan
beberapa langkah-langkah antisipasi sebagai berikut:
- Membentuk protokol managemen krisis nasional di dalam wadah FKSSK yang beranggotakan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan serta Lembaga Penjamin Simpanan.
- Menyiapkan implementasi Bond Stabilization Framework (BSF) dengan beberapa lapisan pencegahan (lines of defense), di antaranya pembelian kembali (buyback) sekuritas utang, penggunaan dana investasi BUMN, termasuk BPJS serta Saldo Anggaran Lebih/SAL.
- Membentuk beberapa currency swap line, antara lain di level bilateral (non-USD denominated), di antaranya dengan China, Jepang, dan Korea Selatan, dan di level regional ASEAN+3 (non-USD denominated) melalui CMIM disertai perjanjian pengumpulan cadangan devisa secara kolektif (pooled FX reserve).
- Menyiapkan Deferred Draw Down Option (DDO) bekerja sama dengan World Bank, Asian Development Bank, Australia serta Jepang (JBIC) senilai total USD 5 miliar yang diperuntukan untuk mengantisipasi dampak ketidakpastian global terhadap perekonomian Indonesia khususnya pembiayaan APBN.
Namun
demikian, Pemerintah memahami bahwa depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap
dollar AS akan membawa dampak pada pelaksanaan APBN-P 2015. Utamanya, pengaruh
depresiasi akan menyebabkan penurunan defisit pada postur APBN-P 2015. Seiring
dengan depresiasi Rupiah, penerimaan negara akan lebih tinggi dibandingkan
dengan tambahan belanja yang harus dikeluarkan. Reformasi kebijakan subsidi
energi yang telah dilakukan oleh pemerintah membuat tekanan belanja subsidi
akibat pergerakan kurs menjadi berkurang. Di sisi lain, kebijakan pemerintah
yang lebih mengandalkan sumber pembiayaan dalam negeri serta penerapan negative
net flow untuk utang luar negeri membuat tambahan belanja pembayaran bunga
utang relatif terkendali.
Pemerintah
juga menyadari tambahan kebijakan belanja infrastruktur yang secara
signifikan dilalokasikan di APBN-P 2015 berpotensi meningkatkan risiko bagi current
acccount melalui peningkatan impor, namun Pemerintah
memperkirakan defisit current account masih akan managable
dan sustainable pada level sekitar 3%. Yang lebih penting lagi defisit current
account yang terjadi sekarang diakibatkan oleh kegiatan yang produktif,
yaitu pembangunan infrastruktur. Di samping itu di dalam jangka menengah
panjang kebijakan peningkatan belaja infrastruktur ini akan meningkatkan daya
saing perekonomian sehingga akan memberikan kontribusi bagi perbaikan current
account.
Beberapa
upaya yang akan dilakukan Pemerintah untuk memperbaiki defisit transaksi
berjalan antara lain:
- Dalam rangka meningkatkan daya saing produk dalam negeri, Pemerintah juga akan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang mengatur fleksibilitas Bea Masuk Anti Dumping Sementara (BMADS) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Sementara (BMTPS), sebagai respon jika terdapat lonjakan impor barang tertentu, serta penyederhanaan prosedur dan mekanisme pengembalian.
- Dalam rangka mendorong peningkatan investasi langsung baik dari penanaman modal asing (PMA) maupun dalam negeri (PMDN), Pemerintah dalam waktu dekat akan mengeluarkan Revisi PP Nomor 52 Tahun 2011 yang biasa dikenal dengan tax allowance. Fasilitas ini juga akan diberikan kepada dividen yang direinvestasi di dalam negeri. Selain itu, prosedur pemberian tax allowance juga dipermudah yaitu melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan sebagian besar proses akan dilakukan di PTSP tersebut sehingga diharapkan proses akan lebih cepat.
- Mendorong kebijakan peningkatan penggunaan biofuel yang saat ini ditetapkan sebesar 10% menjadi lebih tinggi lagi, tentunya dengan memperhatikan ketersediaan supply serta kebijakan harga yang kompetitif.
- Kebijakan lain yang juga akan dikeluarkan adalah skema perpajakan khususnya PPN untuk industri pelayaran dalam negeri agar bisa lebih kompetitif.
- Mendorong terbentuknya BUMN reasuransi untuk mengurangi defisit di neraca jasa khususnya asuransi.
- Meningkatkan Law Enforcement untuk mendorong implementasi UU Mata uang yang mewajibkan penggunaan rupiah untuk bertransaksi di dalam negeri.
- Mendukung kewajiban penggunaan LC untuk transaksi empat komoditas utama.
- Memperbaiki sistem remitansi untuk memudahkan arus masuk pendapatan orang Indonesia yang bekerja di luar negeri ke dalam sistem perbankan dalam negeri.
Pemerintah
telah melakukan langkah perbaikan penyehatan APBN untuk mendukung stabilitas
makroekonomi antara lain melalui defisit APBN yang dijaga pada tingkat yang
rendah serta alokasi belanja APBN dibuat lebih produktif. Selain itu rasio
utang Pemerintah terhadap PDB berada pada kisaran 24% yang merupakan tingkat
yang aman dan rendah dibandingkan dengan negara lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan
oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya
baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.Ekonomi indonesia
saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat.dengan pertumbuhan dan
pendapatan nasional yang semakin meningkat kita dapat melihat perkembangan dan
kemajuan kita pada negara lain. dengan pendapatan nasional per tahun indonesia
mampu memberikan kemajuan.
3.2 Saran
Semoga Indonesia bisa lebih maju terutama dibidang
ekonomi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar